Rabu, 26 Oktober 2011

"Tuhan Selalu Bersamaku"

Suatu malam aku bermimpi, aku berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama dengan Tuhanku. Melintasi babak-babak hidupku yang sangat gelap dan hitam. Pada setiap babak hidupku, aku melihat dua pasang jejak kaki. Yang sepasang milikku dan yang sepasang lagi milik Tuhanku. Aku dan Tuhanku terus berjalan menyusuri lorong-lorong kehidupanku, melewati babak-babak kehidupan yang tak kunjung berakhir.
            Aku terus berjalan bersama Tuhanku, tak kurasakan lelah sedikitpun. Aku hanya ingin terus berjalan bersama Tuhanku, di sepanjang pantai dan di atas dua pasang jejak kaki yang terus mengiringi langkah kami. Aku sangat menikmati perjalanan hidupku bersama Tuhanku dan dua pasang jejak kaki.
            Ketika sampai pada babak terakhir, terkilas sesuatu dihadapanku. Aku menengok ke arah jejak-jejak kaki yang ada. Oh! Betapa terkejutnya aku. Saat itu aku hanya melihat sepasang jejak kaki. Lantas, dimanakah sepasang jejak kaki yang lainnya?
            Kulihat bahwa sesekali di sepanjang hidupku, aku hanya menemukan sepasang jejak kaki. Aku tersadar bahwa ini terjadi justru di saat hidupku berada dalam keadaan yang paling menyedihkan. Aku tak menemukan sepasang jejak kaki yang lainnya. Dimana mereka sekarang?
            Aku sangat bingung dan dilema. Di babak terakhir dalam hidupku ini, tak kutemukan sepasang jejak kaki yang lain. Aku ingin kembali ke babak sebelumnya, untuk  melihat kembali dua pasang jejak kaki yang berjalan dan bercakap-cakap di sepanjang pantai. Sepasang jejak kaki milikku dan sepasang lagi milik Tuhanku.
            Namun mengapa? Mengapa saat aku tiba di babak terakhir, aku hanya menemukan sepasang jejak kaki. Aku sangat sedih dan hal ini sangat menggangguku. Aku pun bertanya kepada Tuhanku tentang dilema dan kebingunganku ini.
            “Tuhan! Ketika aku mengambil keputusan untuk mengikuti-Mu, Engkau berjanji akan selalu berjalan dan bercakap- cakap denganku di sepanjang jalan hidupku. Tapi mengapa, Ya Tuhanku? Di dalam masa yang paling sulit di dalam hidupku, hanya ada sepasang jejak kaki. Aku benar- benar tidak mengerti, Tuhanku. Mengapa disaat aku memerlukanMu, Engkau justru meninggalkan aku. Mengapa, Ya Tuhanku?“ Keluhku dengan mata yang berlinang air mata membasahi tanah hati ini.
“HambaKu, Aku sangat mengasihimu. Dan sekalipun Aku tak akan pernah meninggalkan dan membiarkanmu. Terutama sekali ketika percobaan dan ujian datang menderamu. Bila engkau hanya melihat hanya ada sepasang jejak kaki, itu karena engkau berada dalam gendonganKu.“ Jawab Tuhanku dengan lembut.
            Dan saat mendengar pernyataan Tuhanku, aku tersadar. Bahwa Tuhanku sama sekali tak meninggalkanku disaat aku berada di masa yang paling sulit dalam hidupku. Aku sadar, Tuhanku sama sekali tak pernah meninggalkan apalagi membiarkanku disaat aku membutuhkanNya. Tuhanku begitu baik, Dia tak pernah membiarkan aku bersedih dan terpuruk saat ujian dan cobaan datang kepadaku. Namun, Dia justru mendekapku dalam gendonganNya.
            Kini, aku tak bingung dan dilema lagi. Kisah sepasang jejak kaki tak menggangguku lagi. Karena, kini aku tahu dan mengerti. Tuhanku selalu menuntun dan menggendongku disaat aku berada di dalam masa yang paling sulit dihidupku.
            Dan aku sadar, Tuhan tidak pernah memejamkan matanya sedikitpun. Dia akan selalu mengawasiku dan menjagaku disepanjang jalan hidupku.Tuhan selalu bersamaku, bahkan di setiap hembus nafasku. Disetiap detik hidupku, disetiap detak jantungku, disetiap aliran darahku dan disetiap kedipan mataku.
            Tuhan tak sedikitpun membiarkanku berada dalam kesulitanku, hanya Dialah yang menemaniku. Dan hanya Dialah penguasa hati dan jiwaku, Dialah kekasihku untuk selamanya.Seumur hidupku, hingga aku tak bernafas lagi dan sampai aku menutup mata. Mensucikan diri untuk kembali padaNya dan kembali merangkai kisah cintaku bersamaNya, sang Tuhanku Yang Maha Esa.
            Saat ini, aku tak perlu risau. Saat ujian datang dan menghantuiku silih berganti. Karena, Tuhan akan selalu bersama denganku, di sepanjang jalan hidupku. Tuhan mencintaiku. Aku pun demikian. Tuhan, dengarkan lisanku. Tuhan, aku sangat mencintaiMu.

Ditulis oleh: Natassia Eka Cendika
Disunting oleh: Avita Verawati Dj.

0 komentar:

Posting Komentar